Bumi Juga Rindu Kalian Station Moeda
Wednesday, April 22, 2020
Bumi Juga Rindu Kalian Station Moeda
Stationmoeda - Pada hari yang sangat
berbahagia ini, mungkin keadaan yang sedang terjadi berbanding terbalik pada bumi yang mungkin sama-sama kita cintai ini. Bumi yang menjadi
tempat tinggal makluk hidup menjadi lebih bersahaja, lebih tenang, dan pastinya
tidak terlalu ramai, karena para makluk hidup didalamnya hanya beraktifitas di
rumah saja. Dengan peraturan perintah yang mengharuskan masyarakat untuk lebih
menghindari aktifitas diluar rumah "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar
dari rumah, ibadah di rumah," Jokowi , Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu
(15/3/2020).
Sunrise Dok. Station Moeda |
Menyikapi dari hal itu maka segala aktifitas
yang dilakukan diluar rumah untuk lebih diminimalkan. Yang berarti tidak di
anjurkan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hiruk pikuk
keramaian, dan bertujuan untuk lebih meredam penyebaran pandemic Corona Virus (Covid-19). Virus Corona atau
lebih akrab disebut dengan Covid-19 yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan
pada akhir Desember tahun 2019.
Pantai Dok. Station Moeda |
Corona Virus (Covid-19) ini menular dengan waktu yang sangat cepat,
serta telah menyebar hampir ke semua negara dan negara Indonesia termasuk
didalamnya, karena penyebarannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Sebab dari pandemic ini
membuat semua yang tinggal di bumi ini harus serba membatasi interaksi dengan
orang di sekitarnya. Sekarang bumi menjadi lebih terasa sedikit lega tanpa
aktifitas makluk hidup, terutama manusia yang selalu menjelajahnya.
Sunset Dok. Station Moeda |
Ada beberapa hal yang lebih terkesan
dipaksakan terjadi pada saat ini, yaitu saat di mana manusia lebih menghargai
bagaimana hidup itu menuju tiada. Dalam berinteraksi dengan siapa pun untuk
lebih di tekankan tidak bersentuhan langsung, menggunakan masker, bahkan sampai
harus menggunakan sarung tangan. Membersihkan diri lebih maksimal dengan selalu
rajin cuci tangan, mengecek suhu tubuh dan selalu waspada dengan siapa pun yang
menunjukkan gejala infeksi Corona Virus (Covid-19) .
Jika komunikasi lebih intim terjadi,
mungkinkah bumi ingin berbisik. Bumi selalu memberikan isyarat yang mungkin
jarang untuk kita dengar dan lihat. Tetapi bumi selalu patah hati saat beberapa
manusia dengan tingkah laku makluk hidup yang kurang santun saat mereka dalam
keadaan sehat bugar, penuh ambisi memotong, menggali, menelantarkan bahkan
menghabisinya tanpa basa basi. Lupa, itulah yang selalu membuat rasa tak
bersalah ini menjadi sekadar seperti rutinitas menuggu pagi sampai sore tiba.
Pendakian Dok. Station Moeda |
Timbul beberapa pertanyaan yang membuat kita
terkesan ingin menjawabnya dengan kata-kata pengharapan dan renungan. Kapan ini
berakhir? Apa yang sekarang ini terjadi mungkin bukan salah bumi. Bukan karena
tanah longsornya, atau gunung meletusnya, tsunaminya, dan beberapa kejadian
lainnya. Sekarang mungkin sudah waktunya bumi lebih sedikit rehat dari kegiatan
mereka yang terkadang tidak ingat waktu untuk beristirahat.
Pada masa sekarang ini kita lebih diajarkan
untuk lebih menahan diri untuk lebih sabar dalam melaluinya. Bergembiralah
walaupun melihat hanya dari layar media yang masing-masing dimiliki. Dan
bersyukurlah jika hanya bisa berbincang di dalam rumah dengan keluarga saja.
Karena beberapa dari saudara kita masih berjuang diluar sana untuk
mendapatkannya.
Pendakian Dok. Station Moeda |
Bumi mungkin tak terlalu berharap untuk
dirayakan, namun mari sama-sama menceritakan keindahan bumi alam semesta ini
dari rumah saja dahulu. Menceritakan hal yang baik tentang bumi, begaimana
tingginya gunung dan pemandangan di sana. Ceritakan juga tentang bagaimana
birunya lautan, yang biru warnanya juga ada di langit namun gelap ketika
matahari terbenam di sore hari. Kapanpun itu wktunya akan tiba waktunya saat
Corona Virus (Covid-19) ini berlalu,
maka menjadi waktu yang tepat untuk lebih menyayangi bumi.
Pendakian Dok. Station Moeda |
Kali ini
mungkin kesempatan hanya sebatas di rumah saja. Sama seperti saat para
ibu mencoba memaksa tidur anak-anaknya dengan menceritakan dongen, begitulah
juga ceritakan keindahan bumi ini. Sinar matahari pagi dengan pengharapannya
serta rindu yang terasa saat sore hari lebih dinikmati. Karena mungkin bumi
juga rindu, pada saat matahari pagi dan sorenya diabadikan.